Apa organisasi yang paling penting dalam kehidupan kita? Apakah perusahaan tempat kita bekerja? Sekolah tempat anak-anal belajar? Mesjid atau gereja tempat kita beribadah? Namun seberapa pentingpun organisasi yang baru saja disebut, tidak sebanding dengan pentingnya keluarga kita. Keluarga adalah satu-satunya institutsi yang paling relevan, sangat berpengaruh, berharga dalam masyarakat, namun sayangnya kurang kita perhatikan.

Maksud saya, dibanding dengan organisasi lain, kita nyaris tidak pernah meluangkan waktu untuk melakukan perencanaan atau perumusan strategi secara formal mengenai bagaimana kita akan menjalankan keluarga kita. Bahkan mereka yang terlibat dalam perencanaan strategis di tempat kerja, sekolah atau di tempat beribadah terkadang merasa cukup puas menjalankan kehidupan rumah tangga dengan cara yang reaktif atau tidak terencana. Pengecualian dalam hal ini adalah masalah keuangan, mungkin kita menghabiskan sebagian waktu untuk memikirkan tabungan, investasi dan anggaran. Namun dalam hal manajemen prioritas dan aktifitas keseharian, kita cenderung membiarkannya menggantung dan bereaksi terhadap berbagai permasalahan saat ia muncul tanpa memiliki konteks atau rencana.  


Dan harga dari menggantungkan hal ini sangatlah besar. Kekacauan, stress, penyesalan, kehilangan kesempatan, kerusakan hubungan keluara. Semua ini adalah hasil dari menjalani kehidupan tanpa konteks dan kejelasan.

Namun apakah itu artinya keluarga harus, atau mampu secara penuh menghilangkan stress dan kekacauan dalam kehidupan mereka? Tentu tidak! Bahkan jikapun itu memungkinkan maka itu bukanlah bagian dari kesenangan dalam kehidupan keluarga adalah kebahagian dari ketidaktahuan. Menjalankan keluarga seperti mesin yang lancer-lancar saja akan membuat hidup terasa kering dan kehilangan gairah serta petualangan. Namun ada keluarga yang mampu mengurangi secara drastic kekacauan yang tidak diharapakn dan hidup dengan konteks yang besar, penuh dengan kejelasan dan arti hidup. Faktanya, ada beberapa pertanyaan dasar yang perlu dijawab oleh setiap keluarga.

Tiga Pertanyaan Besar

Pertanyaan 1 : Apa yang membuat keluarga anda unik?

Setiap keluarga itu berbeda, dan setiap keluarga perlu memahami bagaimana mereka berbeda dengan keluarga lainnya. Jika tidak, maka kita akan menjadi keluarga yang biasa saja dan akan merasakan tekanan yang tidak penting untuk mengikuti keunikan keluarga lain. Kemudian kita akan mulai bertanya kenapa kita tidak berlibur seperti keluarga lain, atau kenapa tidak merenovasi dapur atau kenapa anak kita tidak mengambil les yang sama dengan keluarga lain. Jika kita tidak secara aktif menentukan dan memahami sesuatu yang membuat keluarga kita unik, maka kita tidak memiliki konteks untuk member kekuatan agar keluarga menjadi berbeda.

Ada dua hal dasar yang membuat keluarga berbeda; nilai dan strategi. Untungnya, setiap keluarga tidak perlu cemas membedakan diri atau mendefiniskan nilai dan strategi mereka secara berlebihan untuk menjadi unik atau special. Yang harus dilakukan oleh setiap keluarga adalah menemukan dua atau tiga kualitas yang menjadi pegangan mereka yang utama dan pengalaman hidup yang membuat mereka berbeda.

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memunculkan nilai keluarga adalah para orangtua menanyakan kepada diri sendiri apa kesamaan yang paling dasar yang mereka miliki, kualitas perilaku seperti apa yang tidak bisa diganggu gugat atau digantikan bagi setiap anggota keluarga? Jika anda adalah pasangan, salah satu cara untuk mencari keunikan ini adalah dengan memikirkan nilai apa yang membuat kedua pasangan saling tertarik, apa sifat-sifat yang membuat keduanya saling mengagumi. Namun salah aturan yang harus diingat saat menemukan nilai-nilai keluarga adalah jangan pernah mengambil nilai yang anda idamkan/inginkan, padahal nilai tersebut tidak anda miliki/tidak nyata.

Keunikan kedua yang harus dimiliki keluarga anda adalah strategi. Strategi adalah mengenai sejumlah pilihan-pilihan besar yang pernah anda buat mengenai bagaimana anda menjalankan kehidupan anda. Sebagai contoh, apakah salah satu orang tua tinggal di rumah untuk mengurus anak secara penuh waktu? Apakah anda tinggal dekat dengan keluarga? Ataukah anda hidup melebihi atau mendekati batas kemampuan anda? Apakah anda konservatif secara fiscal? Apakah anda memiliki banyak keluarga atau hanya sedikit? Tanyakanlah kepada diri anda apa jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut dan pertanyaan lain yang membedakan anda secara mendalam dari keluarga lainnya.

Saat anda sudah menentukan nilai dan strategi, maka anda sudah menetukan sebuah konteks untuk membuat berbagai keputusan besar yang akan memandu kehidupan anda. Saat tetanggat bertanya apakah anda akan membeli villa dekat danau, anda bisa berkaca kepada nilai dan strategi dan dengan mudah menentukan apakah pertanyaan tersebut sesuai dengan niilai dan strategi. Saat guru olahraga bertanya apakah anak anda ingin bermain dan berjalan-jalan dengan tim, anda bisa bertanya apakah itu sesuai dengan nilai keluarga. Dan saat teman anda mengajak berlibur ke bali, anda dapat memutuskan apakah hal tersebut sesuai dengan identitas keluarga atau tidak. Tentu anda akan membutuhkan pertimbangan lain saat pertanyaan itu muncul, namun secara relative anda akan lebih mudah dalam mengambil keputusan.

Pertanyaan kedua ; Apakah priotitas yang paling penting dari keluarga anda pada saat ini?

Idenya adalah bahwa setiap keluarga perlu mengetahui isu atau tujuan apa yang berada pada puncak prioritas waktu itu, biasanya dalam jangka dua atau enam bulan. Tanpa puncak prioritas semua hal akan terlihat sama-sama penting dan kita akan membagi waktu dan energy pada banyak hal penting namun mustahil dilakukan. Dan pada akhirnya kita akan merasa kecewa bahwa suatu hal yang paling penting tidak akhirnya tercapai. Untuk menentukan prioritas ini tanyakanlah “Apa hal yang paling harus anda capai pada tahun ini (atau jangka waktu tertentu) supaya kita memeiliki waktu produktif dengan keluarga?” jawabannya tentu akan bervariasi antar keluarga, dan pada waktu-waktu tertentu. Contohnya, satu keluarga bisa saja berfokus pada usaha untuk menolong Ayah untuk melewati perubahan karir, sementara keluarga lain mungkin berfokus pada menerapkan disiplin kepada anak-anak. Dan keluarga yang sama bisa saja memutuskan puncak prioritas mereka dalam beberapa bulan selanjutnya adalah menghabiskan lebih banyak waktu bersama keluarga, sementara keluarga lain mungkin soal memperketat pengeluaran. Tidak ada jawaban salah atau benar, bagus atau jelek. Ini hanya soal menentukan apa yang paling berpengaruh. Saat itu sudah dilakukan, maka keluarga harus juga menentukan empat atau lima hal yang harus terjadi agar prioritas tadi bisa tercapai. Sebagai contoh, untuk membantu Ayah melewati perubahan karir, keluarga akan memastikan bahwa Ayah memberikan sebagian aktifitas relawannya di sekolah selama beberapa bulan, keluarga melakukan penghematan anggaran, dan Ayah mendaftar bantuan konselor karir dan ibu dan ayah memiliki kencan mingguan untuk mendiskusikan berbagai pilihan dan kemajuan. Mungkin ini terlihat speerti sebuah tujuan hanya untuk si Ayah, namun hal ini adalah suatu hal yang harus dicari oleh seluruh anggota keluarga bagaimana mereka berkontribusi karena akan berpengaruh terhadap sleuruh keluarga. Sehingga itu adalah prioritas keluarga, dan tidak ada lagi yang lebih penting.

Setelah itu, keluarga harus menyadari bahwa disamping prioritas dan empat atau lima hal yang harus dilakukan, masih ada tanggung jawab harian yang harus dikerjakan agar keluarga tetap berjalan. Keuangan, pendidikan, kesehatan, hubungan, keimanan. Hal-hal ini juga perlu diakui, karena ia tidak akan pernah hilang. Namun meskipun begitu, prioritas itu tidak menjadi samata-mata tujuan keluarga, karena setiap organisasi harus tahu bahwa apa yang dilakukan adalah untuk mengembangkan, bukan sekedar untuk bertahan.

Pertanyaan  ketiga : adalah bagaimana kita akan membicaran dan menggunakan jawaban dari pertanyaan-pertanyana tersebut?

Agar semua ini bisa berjalan, kepala keluarga harus secara rutin mendiskusikan kemajuan yang dibuat. Bahkan lima menit setiap minggu untuk mereview prioritas dan berbagai areanya akan menjad sebuah langkah besar. Kencan santai atau pertemuan untuk mendiskusikan prioritas keluarga akan diperlukan dan itu akan dilakukan dengan mudah jika ketiga pertanyaan menjadi bagian dari budaya dan aktifitas keluarga. Mengetahui apa keunikan keluarga dan prioritas utama yang harus dilakukan saat itu adalah satu hal, namun bagaimana menerapkannya dan menjadikan panduan dalam kehidupan dengan tujuan dan kejelasan adalah hal lain. Kata kunci yang lain agar berhasil adalah bagaimana membuat itu menjadi prioritas anda dan menduskusikannya secara rutin. Perlu ada visualisasi yang bisa dirujuk dan diakses meskipun tidak perlu terlalu formal. Satu halaman berisi nilai dan strategi keluarga, bersama dengan prioritas sudah cukup. Tempelkan di dinding kulkas atau dapur akan membuat keluarga tetap terpandu.

Kesimpulan
Itulah tiga pertanyaan besar yang saya harap bisa memberikan konteks yang sederhana untuk membantu keluarga hidup dengan tujuan dan makna yang lebih jelas. Saya tetap membiarkannya sederhana dan praktis karena saya yakin keluarga tidak punya cukup waktu dan toileransi sepereti yang dimi,iki oleh perusahaan. Jika kita meluangkan seidrkit waktu untuk menentukan apa yang diperjuangkan, yang diinginkan dan apa yang dilakukan untuk menjadi sukses sebagai keluarga, saya yakin kita akan lebih sukses, organisasi terpenting dalam hidup anda layak mendapatkannya, bukan?

disadur dari tulisan Patrick Lencioni "The Three Big Questions for Frantic Family Summary"
gambar dari sini

Post a Comment

Thanks to visit my blog
Terima kasih sudah berkunjung